Sabtu, 29 November 2008

FROM APHONIA TO DYSPHONIA



Photo courtesy of House of Laser

A young lady visited my clinic with symptom of dysphonia and mild dyspnea.
Laryngoscopy showed adductor paresis of left true cord.She complained aphonia before evolving to dysphonia within weeks.
Look for true cord position during phonation(upper photo) and inspiration (lower photo).
We look forward to see the outcome of laser therapy in her case.

Jumat, 17 Oktober 2008

ENDOSKOPI PAPILLOMA LARING


Pasien seorang pria dewasa muda dengan suara serak sejak 3 bulan.
Endoskopi laring menggunakan fiberscope dalam keadaan sadar(tanpa bius umum, menggunakan obat bius topikal yang disemprotkan).Tampak massa tumor pada pita suara kanan dan kiri (lihat gambar) dilanjutkan dengan prosedur biopsi untuk memeriksa patologi jaringan tumor.
Hasilnya adalah papilloma laring yaitu massa tumor jinak yang terkait dengan infeksi virus papilloma.

Selasa, 30 September 2008

SELAMAT IDUL FITRI 1429 H

Mengucapkan :

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

L.S.Handikin &keluarga

Rabu, 24 September 2008

LIMFOMA MALIGNUM&CINCIN WALDEYER


Gambar endoskopi kali ini menunjukkan kasus limfoma malignum yang melibatkan cincin Waldeyer.Letak tumor pada pangkal lidah tidak mengakibatkan gangguan menelan,namun tumor justru terdeteksi pada saluran makan dalam perut(intra-abominal)sehingga bagian usus harus dipotong 20 cm.
Pada saat ini sebuah rumah sakit di Jakarta sedang menunggu ijin pengoperasian PET-CT scan yang akan melokalisasi keberadaan tumor dengan akurat.Cara ini dipergunakan juga untuk menilai pengobatan tumor ganas limfoma malignum.

Sabtu, 23 Agustus 2008

BEKERJA DALAM DIAM,DIAM DALAM BEKERJA


(Postingan kali ini ingin saya dedikasikan pada almarhum Prof.Dr.Soetomo Tjokronegoro,pada saatnya adalah gurubesar (Patologi Anatomi)yang sangat berpengaruh di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.)
Sebagai mahasiswa kedokteran tahun-tahun pertama saya menyukai fotografi dan tulisan ilmiah populer dan tulisan yang beraroma human interest.
Debut saya mulai dengan menulis tentang Pak Kitjan,pegawai bagian Anatomi yang banyak bergaul dengan mayat di bagian tersebut.
Artikel yang mempunyai nilai human interest cocok untuk ditampilkan di majalah seperti Intisari.
Selanjutnya dongeng serupa pak Kitjan berganti dengan tulisan tentang almarhum Prof.Sutomo Tjokronegoro di majalah Intisari.
"Projek" tulisan ini kami (saya dengan Santoso Cornain,sekarang guru besar imunopatologi))garap bersama-sama,sehingga kami harus mondar mandir menemui beliau di kamar kerjanya.
Untuk menyelesaikan projek ini kami bekerja seadanya dengan fasilitas yang minim,antara lain yaitu sebuah mesin tik tua dan ruang kerja di salah satu kamar di Asrama Mahasiswa Pegangsaan Timur no.17.
Selain keahlian dibidang Patologi Anatomi,minat beliau dalam membina bahasa Indonesia sangat menonjol.
Bagian Patologi Anatomi mempunyai peran yang besar dalam penelitian tentang kanker.Riset tentang kanker merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bagian ini yang mempelajari aspek penyebab(etiologi),proses terjadinya kanker(patogenesis) dan penyebarannya,faktor kekebalan yang diamati pada binatang percobaan(animal lab),uji coba pengobatan dengan pelbagai modalitas,termasuk obat herbal-tradisional dan sebagainya.
Para ahli patologi anatomi merupakan bagian kecil dari puluhan ribu tenaga dokter di Indonesia yang mengkhususkan diri pada pengamatan jaringan patologik dibawah mikroskop.Kesannya adalah mereka bekerja dalam diam dan diam dalam bekerja.
Ilustrasi pada postingan ini menunjukkan gambar endoskopi tumor nasofaring.Seorang ahli patologi anatomi menuliskan gambaran mikroskopik dari biopsi pada tumor sebagai berikut:
Sediaan terdiri atas keping-keping jaringan nasofarings yang merupakan jaringan ikat dengan kelompok -kelompok sel-sel tumor epitelial,yang sebagian berinti lonjong,hiperkromatik,sebagian berinti bulat,anak inti jelas.Mitosis dapat ditemukan.Tampak juga sel-sel limfosit dan jaringan kelenjar seromusinosa.
Kesimpulan:
Karsinoma nasofarings,tidak berdiferensiasi (WHO),tipe A(WF).
Diagnosis pasti telah ditegakkan oleh ahli patologi,selanjutnya merupakan tugas para klinisi untuk melanjutkan penanganan pasien.

Kamis, 21 Agustus 2008

GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE


Bila tenggorokan anda merasa tidak nyaman,rasa kering atau mengganjal,sakit menelan ,jangan buru-buru menelan obat yang tidak jelas sasarannya.Kalau selain keluhan tenggorok anda juga mengeluh gangguan pencernaan makanan atau lambung,jangan -jangan anda mengidap penyakit refluks atau membaliknya cairan lambung pada saluran nafas dan cerna bagian atas.(gastroesophageal reflux disease=GERD).
Penderita radang lambung (gastritis)menahun atau tukak lambung atau bahkan kanker lambung disarankan memeriksakan apakah lambung mengidap infeksi kuman Helicobacter pylori.
Warren dan Marshall adalah penemu kaitan kuman ini dengan tukak lambung.
Cara yang lazim adalah memeriksa jaringan hasil biopsi melalui endoskop untuk memastikan keberadaan kuman tersebut.
Cara yang sederhana adalah melakukan test nafas untuk urea(UBT=Urea Breath Test) yang aman,nyaman dan cukup akurat,tanpa melakukan pemeriksaan endoskopi.Tentu saja kepastian akibat infeksi kuman tahan asam lambung ini selayaknya ditegakkan melalui endoskopi saluran cerna bagian atas(esofagus,lambung,duodenum).
Kasus yang dilaporkan pada postingan kali ini adalah penderita gastroesophageal reflux disease dengan Urea Breath Test positif.
Setelah dilakukan endoskopi saluran cerna bagian atas didapatkan luka(ulkus) pada lambung(lihat gambar).Keberadaan kuman H.pylori dipastikan melalui biopsi.
Pengobatan dengan laser tenaga rendah membantu eradikasi kuman dalam lambung.

Rabu, 09 Juli 2008

ENDOSKOPI PADA OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA



Gambar 1:
Hipertrofi konka menyebabkan penyempitan rongga hidung




Gambar 2
Uvula elongatio




Gambar 3:
Evolusi saturasi oksigen,desaturasi maksimal 33%,Sp02 terendah 61%

Benang merah:(HEAD LINE)

Endoskopi saluran nafas bagian atas merupakan bagian yang vital pada evaluasi penderita ngorok.


Kasus terakhir yang saya tangani dan saya postingkan kali ini adalah seorang pria berumur 56 tahun dengan

Indeks Massa Tubuh 32


dengan gejala mendengkur yang sedikit lebih berisik dibanding bernapas.

Pasien

mendengkur hampir setiap hari


dengan

suara dengkuran yang
mengganggu

orang lain namun menyatakan
tidak ada yang melihat dirinya berhenti bernafas saat tidur.

Penderita
tidak pernah atau nyaris tidak pernah merasa lelah saat bangun
tidur pagi hari,namun
merasa lelah 3-4
kali per minggu pada saat siang hari.
Penderita menyatakan
pernah merasa sangat mengantuk atau tertidur saat menyetir mobil,
bisa sampai 3-4 kali dalam sehari.
Penderita menyatakan tidak mengidap tekanan darah tinggi.
(Namun pada saat perawatan pernah ditemukan hipertensi sistolik).
Resume sleep study menunjukkan adanya
OSA(Obstructive Sleep Apnea) derajat berat
karena didapatkan penyempitan dan terhenti nafas sebanyak rata-rata 51,6 kali per jam.
Endoskopi saluran nafas bagian atas menunjukkan
hipertrofi konka inferior dan konka media bilateral , septum deviasi ringan dan elongatio uvula.
Diputuskan melakukan FESS(Functional Endoscopic Sinus Surgery),konkotomi bilateral dan uvuloplastik.

Sabtu, 21 Juni 2008

TUMOR NASOFARING: PERLU ENDOSKOPI DAN BIOPSI


Tumor adalah istilah umum untuk pembengkakan yang tidak normal.
Pembengkakan yang terjadi bisa karena peradangan akibat infeksi mikro-organisme(virus,kuman,jamur,parasit dan sebagainya).

Pembengkakan bisa juga karena berkelompoknya sel-sel yang membentuk jaringan yang tidak normal.

Sel-sel yang berkelompok dan membentuk jaringan yang tidak normal bisa bersifat jinak atau ganas.

Kepastian jinak atau ganas ditentukan oleh pemeriksaan histopatologi dibawah mikroskop.

Prosedur mengambil contoh jaringan untuk diperiksa dibawah mikroskop disebut biopsi. Bila dibawah mikroskop ditemukan sel atau kelompok sel ganas maka hasil biopsi menunjukkan adanya tumor ganas(kanker).

Kelompok sel ganas disebut kanker.

Pertumbuhan sel ganas biasanya cepat dan tidak terkendali,mengakibatkan penyebaran sel tumor ganas atau anak sebar(metastasis).

Tumor nasofaring seringkali tidak segera diketahui karena pasien tidak menunjukkan gejala-gejala yang mendorong untuk memeriksakan diri ke dokter.

Sebagian besar kasus tumor ganas nasofaring ditemukan pada stadium lanjut.

Dibawah ini ada tips untuk usaha menemukan tumor ganas nasofaring

1.Gejala-gejala awal bisa berupa hidung tersumbat yang menetap(bukan karena pilek atau alergi hidung),atau gejala gejala telinga.

2.Gejala hidung keluar ingus yang mengandung bercak darah,mimisan(perdarahan hidung) berulang kali .

3.Gejala nyeri telinga,atau telinga berdenging,gangguan pendengaran (jenis konduksi),atau nyeri kepala

4.Penglihatan mata ganda


5.Terdapat benjolan pada leher kiri dan/atau
kanan dengan atau tanpa nyeri

6.Segera konsultasi pada dokter ahli THT setempat (sebelum dilakukan tindakan pada tumor leher tersebut) untuk menjalani pemeriksaan khusus THT termasuk tindakan endoskopi nasofaring


7.Endoskopi nasofaring perlu dilakukan untuk mengetahui adanya tumor dan selanjutnya dilakukan biopsi tumor untuk memastikan diagnosis dan menentukan jenis histopatologi.

8.Stadium penyakit ditentukan dengan sejumlah pemeriksaan klinis,laboratoris dan pemeriksaan penunjang lain seperti foto thorax,bone survey,CT scan,bone scanning,USG(Ultra sonography) dan sebagainya.

9.Pengobatan tergantung stadium penyakit meliputi:Radiotherapy,Chemotherapy,Pembedahan,Imunotherapy,Trans Arterial Embolization(TACE),Photodynamic Therapy(PDT),Cryotherapy dan sebagainya.

Minggu, 15 Juni 2008

KENAPA BENGKAK DI LEHER?


Bila ada pembengkakan leher sisi kanan dan atau kiri,kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh pembesaran kelenjar getah bening leher akibat infeksi (virus,kuman(misal tuberkulosis),toksoplasmosis dan sebagainya).
Namun kalau pembengkakan leher tersebut disertai (antara lain )dengan gejala nyeri telinga atau telinga berdenging,kurang pendengaran,hidung tersumbat atau mimisan(perdarahan dari hidung),penglihatan ganda,segeralah berkonsultasi pada dokter ahli THT.

Kenapa dokter THT?

Karena kemungkinan ada masalah pada rongga nasofaring,berupa tumor yang harus dipastikan ganas atau tidak dengan pemeriksaan endoskopi,kalau perlu dengan biopsi.

Jumat, 13 Juni 2008

KENAPA GEJALA NGOROK PERLU ENDOSKOPI?


Pertanyaan ini sangat sering diajukan pasien dan jawabannya logis karena gejala ngorok atau mendengkur diartikan sebagai suara yang terdengar akibat penyempitan saluran nafas bagian atas yang terjadi saat tidur.
Dengan alasan ini disarankan pemeriksaan endoskopi saat tidur(sleep endoscopy).
Teknik ini memerlukan bantuan dokter ahli anestesi yang akan membuat pasien tertidur sampai terjadi gejala ngorok.
Barulah pemeriksaan endoskopi dengan menggunakan fiberscope dilakukan untuk menilai saluran napas bagian atas dan menetapkan lokasi dan tingkat sumbatan.
Setelah cara ini dilakukan barulah terapi definitif diputuskan bersama oleh dokter,pasien dan keluarganya.

Selasa, 10 Juni 2008

ENDOSKOPI PADA ORANG NGOROK



Penderita ngorok dikaitkan dengan suara pernafasan yang terdengar mengeras pada saat tidur akibat penyempitan jalan nafas bagian atas.
Untuk mengetahui letak penyempitan diperlukan pemeriksaan endoskopi saluran nafas bagian atas.
Hal ini bisa dilakukan menggunakan endoskop lentur atau flexible endoscope(fiberscope)dan hasilnya lebih akurat bila dilakukan saat pasien tidur.
Prosedur ini disebut dengan sleep endoscopy.
Gambar postingan kali ini menunjukkan polip hidung pada penderita ngorok saat endoskopi dan gambar polip setelah diangkat dengan pembedahan minimal invasif.

ENDOSKOPI NASOFARING PASCA PDT



PDT seringkali diaplikasikan pada penderita kanker nasofaring untuk mengontrol pertumbuhan tumor.Cara ini melengkapi pengobatan kanker
nasofaring dengan kemoterapi dan/atau radioterapi.Tumor yang tidak terkontrol dengan kemoradiasi dapat dipertimbangkan untuk menjalani PDT.
Penderita yang diposting gambar endoskopi nasofaring kali ini telah menjalani pengobatan diluar negeri dengan pelbagai modalitas pengobatan.
Gambar menunjukkan tumor nnekrotis setelah menjalani pengobatan PDT.

Senin, 09 Juni 2008

SUNTIKAN FOTOSENSITIZER


Berbagai macam fotosensitizer beredar di pasaran,umumnya merupakan zat warna yang tidak toksik yang sudah dipergunakan bertahun-tahun dibidang kedokteran/pengobatan.Diantara zat warna ini adalah methylen blue,toluidine blue,chlorophyl dan sebagainya.
Saya sendiri mempunyai pengalaman dengan sejumlah zat warna ini yang memiliki manfaat klinis diagnostik dan terapeutik,bila dikombinasi dengan laser panjang gelombang tertentu.
Dengan uraian kalimat sederhana ini kita memasuki wilayah disiplin baru yaitu fotodiagnostik dan fototerapi.
Yang pertama disebut sebagai Photodinamic Diagnosis(PDD)yang kedua seringkali diberi label Photodinamic Therapy atau disingkat PDT.
Fotosensitizer generasi pertama diantaranya adalah HPD(Hematoporphyrin Derivative) yang akan diaktifkan oleh laser dengan panjang gelombang 632,8 nm untuk mematikan sel kanker secara selektif dan tidak merusak sel normal.
Pemberian HPD akan diikuti dengan penyinaran laser setelah waktu interval 2X24 jam pada saat mana retensi fotosensitizer pada sel kanker mencapai jumlah optimal untuk diaktifkan ,tanpa merusak sel normal.
Perawat Luciana dalam foto ini adalah
perawat yang berpengalaman memberikan bolus fotosensitizer HPD pada prosedur PDT di RS Gading Pluit.
Semoga cerita mengenai PDT akan berlanjut pada postingan yang akan datang.

KASUS ACHALASIA ESOPHAGEAL


Gambar yang ditampilkan pada postingan kali ini adalah endoskopi pada seorang penderita achalasia pada esophagus.Penderita adalah seorang gadis berusia sekitar 20 an dengan kesulitan menelan makanan dan makanan membalik /dimuntahkan secara spontan yang sudah berlangsung bertahun-tahun.Nampak lumen esofagus menyempit pada bagian distal.
Terapi definitif pada kasus ini berupa tindakan pembedahan(myotomi) dengan pendekatan trans-thorakal.
Pasca tindakan bedah kesulitan menelan makanan membaik.Endoskopi pasca tindakan belum dilakukan menunggu pasien kontrol karena pasienini berdomisili diluar pulau Jawa.

Rabu, 04 Juni 2008

KENANGAN DALAM ENDOSKOPI





Endoskopi menjadi prosedur yang saya sukai,karena saya merasa memasuki dunia yang berbeda dengan kegiatan profesi sehari-hari yang hanya menggunakan dua mata telanjang untuk mengamati.
Dengan ditemukannya mikroskop bedah dan diciptakannya fiberscope kita bisa mengamati objek dalam ukuran yang diperbesar atau ruangan/saluran dalam tubuh kita yang mustahil dilihat dengan mata biasa.
Endoskopi telah menunjang , menambah panjang dan meningkatkan kemampuan diagnostik dari seorang dokter, bahkan kemampuan itu bertambah dengan berbagai tindakan terapeutik yang dimungkinkan melalui endoskopi.
Pengalaman pertama saya bekerja dengan endoskop yaitu ketika rumah sakit tempat saya bekerja mendapatkan sebuah alat gastroskop ex Machida pada tahun 1974.
Pada waktu itu belum banyak dokter di Indonesia yang mendapat kesempatan menggunakan endoskop.
Saya beruntung mendapat pelatihan di Tokyo Women's Medical College di Shinjuku ,Tokyo dibawah bimbingan Prof.Dr.Tadayoshi Takemoto bersama-sama dengan Dr.Sugiarto Wibowo dari RS Husada.
Selama latihan kami sempat bertemu dengan (alm.)Dr.Affandi D.yang sedang menjalani pemeriksaan di rumah sakit tersebut dan Dr.Sudjarwo,teman sekelas saya di SMP dan SMA yang bekerja di Jepang dan menjalani pendidikan dokternya disana.
Inilah sekelumit kenangan saya dalam endoskopi.
Pada saat ini bidang endoskopi sudah sangat luar biasa maju pesat ,namun dibelakang kemajuan tersebut faktor manusia tetap menjadi kunci sukses pelayanan di bidang endoskopi.
(The man behind the gun).

Selasa, 03 Juni 2008

PICTURE FROM BERLIN


Picture of the author of this blog in front of the building where Max Planck lectured The Quantum Theory.
(Berlin,autumn, 2006)

SEHARI- HARI DI KAMAR ENDOSKOPI


Seeing is believing!

Saya akan percaya kalau saya melihat (dengan mata kepala sendiri).
Teknologi endoskopi pada saat ini bukan hanya mampu melihat saja(aspek diagnostik),namun dimungkinkan juga melakukan tindakan terapeutis.
Ini disebut therapeutic endoscopy dan merupakan bagian dari suatu paradigm minimal invasive surgery.
Therapeutic endoscopy menggunakan high power laser (surgical endoscopy) dan low power laser seperti photodynamic therapy(PDT) dimungkinkan untuk pelbagai penyakit termasuk penyakit pada saluran nafas , saluran cerna dan saluran kemih.

TUMOR PALATUM(LANGIT-LANGIT MULUT)



Gambar menunjukkan kasus tumor ganas palatum(langit-langit mulut) yang saya rawat beberapa waktu yang lalu.
Kasus ini dikirim dari sejawat dokter di Bangka.
Kebiasaan merokok merupakan salah satu penyebab timbulnya kanker ini.

MULUT:KEBERSIHANNYA PERLU DIPELIHARA


Mulut merupakan awal dari saluran cerna kita.Apa yang kita makan akan mempengaruhi kesehatan kita.
Jaga kebersihan mulut dengan seringkali berkumur dan menyikat gigi,minimal dua kali sehari dan menjelang tidur.
Memanjakan lidah dengan makanan yang menggoyangnya dan merasakan kenikmatan cita rasa makanan kita dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terutama kolesterol naik.
Jangan abaikan sariawan karena mungkin merupakan awal dari penyakit yang serius.
Jamur pada lidah dan tenggorok merupakan salah satu manifestasi dari menurunnya kekebalan badan,misalnya penyakit AIDS(stadium lanjut infeksi HIV).

TERBARU:KANKER NASOFARING


Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang paling banyak ditemukan dibidang THT.
Gambar pada postingan ini menunjukkan kanker nasofaring dengan keterangan histopatologik karsinoma sel skuamosa tak berdiferensiasi.(undifferentiated squamous cell carcinoma)pada hasil biopsinya.
Sayang bahwa kasus karsinoma nasofaring seringkali ditemukan dalam stadium lanjut.
Usaha deteksi kanker dalam stadium dini : mungkinkah?

SKEMA ORGAN THT(TELINGA-HIDUNG-TENGGOROK)


Skema organ THT (Telinga-Hidung-Tenggorok) menggambarkan secara skematis posisi dan kaitan organ telinga hidung dan tenggorok.
Dengan skema ini kita mendapat referensi pada saat mengamati gambar endoskopi telinga hidung dan tenggorok.
Endoskopi adalah suatu teknik untuk melihat kedalam organ yang memiliki saluran atau ruang yang dapat diamati, untuk melihat kondisi organ dengan bantuan teknik pencahayaan ,serat optik dan dapat didokumentasi.