
Berbagai macam fotosensitizer beredar di pasaran,umumnya merupakan
zat warna yang tidak toksik yang sudah dipergunakan bertahun-tahun dibidang kedokteran/pengobatan.Diantara zat warna ini adalah
methylen blue,
toluidine blue,
chlorophyl dan sebagainya.
Saya sendiri mempunyai pengalaman dengan sejumlah zat warna ini yang memiliki manfaat klinis diagnostik dan terapeutik,bila dikombinasi dengan laser panjang gelombang tertentu.
Dengan uraian kalimat sederhana ini kita memasuki wilayah disiplin baru yaitu fotodiagnostik dan fototerapi.
Yang pertama disebut sebagai
Photodinamic Diagnosis(
PDD)yang kedua seringkali diberi label
Photodinamic Therapy atau disingkat
PDT.Fotosensitizer generasi pertama diantaranya adalah
HPD(
Hematoporphyrin Derivative) yang akan diaktifkan oleh
laser dengan panjang gelombang 632,8 nm untuk mematikan sel kanker secara selektif dan tidak merusak sel normal.
Pemberian
HPD akan diikuti dengan penyinaran laser setelah
waktu interval 2X24 jam pada saat mana retensi fotosensitizer pada sel kanker mencapai jumlah optimal untuk diaktifkan ,tanpa merusak sel normal.
Perawat
Luciana dalam foto ini adalah
perawat yang berpengalaman memberikan bolus fotosensitizer
HPD pada prosedur PDT di RS Gading Pluit.
Semoga cerita mengenai PDT akan berlanjut pada postingan yang akan datang.